Membaca dapat menambah ilmu, pengetahuan, wawasan. Selain itu, dapat juga memperoleh suatu inspirasi baru. Tetapi masyarakat kita sangat susah diajak membaca. Hal ini sudah saya buktikan dari lingkup yang lebih kecil dahulu. Yaitu teman – teman satu kampus dulu sewaktu masih kuliah di Semarang. Keinginan untuk mengajak orang gemar membaca, pertama – tama saya lakukan dengan cara meletakkan buku – buku bacaan di kamar kos saya. Niat saya agar dibaca oleh teman - teman. Akan tetapi, jangankan membaca, memegang pun tidak mau dan kebanyakan dari teman saya hanya melihat sekilas. Lalu saya mencoba untuk menyuruh teman – teman agar membaca satu halaman saja dari buku – buku yang saya miliki. Mereka kebanyakan berkata malas, dan membaca membuat mata lelah dan seribu alasan lainnya.
Yang kedua saya mencoba membeli buku-buku yang agak ringan dengan disertai ilustrasi gambar di dalamnya. Agar supaya teman-teman mau membaca isinya, lagi – lagi mereka hanya melihat gambarnya saja.
Tidak ingin patah semangat hal yang ketiga saya lakukan adalah dengan mengajak teman – teman saya satu persatu ke perpustakaan wilayah kota Semarang. Dengan impian agar mereka dapat memilih buku-buku yang mereka sukai. Kebanyakan dari teman saya, baru 15 menit masuk sudah ingin keluar lagi. Dan kira – kira hanya 1 dari 10 teman yang saya ajak ke perpustakaan sampai sekarang masih aktif pergi sendiri.
Hal lain yang saya lakukan untuk membuat teman-teman suka membaca adalah dengan menyisihkan uang mingguan untuk biaya kuliah untuk dibelikan koran seminggu dua kali. Nah, hal terakhir inilah yang setidaknya membuat teman saya mau membaca. Meskipun hanya berita olah raga khususnya sepak bola. Namun setidaknya teman-teman saya mau membaca.
Dari hal yang saya perjuangkan selama kuliah di Semarang agar teman saya suka membaca diatas, saya menarik kesimpulan bahwa mengajak orang untuk cinta membaca sangat susah jika sudah dewasa. Jika dari kecil jarang aktif untuk membaca maka setelah dewasa pun malas untuk itu. Karena umumnya masyarakat kita terbiasa dengan budaya lisan yang sudah turun temurun dari dulu. Padahal di negara-negara maju, membaca merupakan kebutuhan agar pikiran kita selalu maju dan tidak mandeg ( statis ).
Membaca memang harus kita biasakan dari kecil, karena setelah dewasa akan banyak sekali hal-hal yang membuat seseorang sibuk dalam menjalani kehidupan. Mungkin karena pekerjaan, atau sibuk dalam berumah tangga. Karena, kalau kita sudah terbiasa membaca dan mencintainya sebagi hobi yang bemanfaat pasti akan selalu ada waktu untuk melaksanakannya. Dengan membaca, seseorang akan selalu merasa rendah hati dan selalu berpikir maju dalam setiap langkah kehidupan. Dan hal itu akan menjauhkan kita dari kesombongan, bahwa meskipun kita pandai atau kaya, masih ada orang lain yang lebih dan yang kekurangan dari kita.
Yang kedua saya mencoba membeli buku-buku yang agak ringan dengan disertai ilustrasi gambar di dalamnya. Agar supaya teman-teman mau membaca isinya, lagi – lagi mereka hanya melihat gambarnya saja.
Tidak ingin patah semangat hal yang ketiga saya lakukan adalah dengan mengajak teman – teman saya satu persatu ke perpustakaan wilayah kota Semarang. Dengan impian agar mereka dapat memilih buku-buku yang mereka sukai. Kebanyakan dari teman saya, baru 15 menit masuk sudah ingin keluar lagi. Dan kira – kira hanya 1 dari 10 teman yang saya ajak ke perpustakaan sampai sekarang masih aktif pergi sendiri.
Hal lain yang saya lakukan untuk membuat teman-teman suka membaca adalah dengan menyisihkan uang mingguan untuk biaya kuliah untuk dibelikan koran seminggu dua kali. Nah, hal terakhir inilah yang setidaknya membuat teman saya mau membaca. Meskipun hanya berita olah raga khususnya sepak bola. Namun setidaknya teman-teman saya mau membaca.
Dari hal yang saya perjuangkan selama kuliah di Semarang agar teman saya suka membaca diatas, saya menarik kesimpulan bahwa mengajak orang untuk cinta membaca sangat susah jika sudah dewasa. Jika dari kecil jarang aktif untuk membaca maka setelah dewasa pun malas untuk itu. Karena umumnya masyarakat kita terbiasa dengan budaya lisan yang sudah turun temurun dari dulu. Padahal di negara-negara maju, membaca merupakan kebutuhan agar pikiran kita selalu maju dan tidak mandeg ( statis ).
Membaca memang harus kita biasakan dari kecil, karena setelah dewasa akan banyak sekali hal-hal yang membuat seseorang sibuk dalam menjalani kehidupan. Mungkin karena pekerjaan, atau sibuk dalam berumah tangga. Karena, kalau kita sudah terbiasa membaca dan mencintainya sebagi hobi yang bemanfaat pasti akan selalu ada waktu untuk melaksanakannya. Dengan membaca, seseorang akan selalu merasa rendah hati dan selalu berpikir maju dalam setiap langkah kehidupan. Dan hal itu akan menjauhkan kita dari kesombongan, bahwa meskipun kita pandai atau kaya, masih ada orang lain yang lebih dan yang kekurangan dari kita.