Manusia hidup di dunia ini bukan hanya untuk bermain. Namun kita diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Belajar pun dapat dikategorikan sebagai suatu ibadah. Luas dan dalamnya ilmu pengetahuan yang ada di alam semesta ini, setidaknya harus kita pelajari dan kita amalkan. Belajar bukanlah sesuatu yang instan seperti mie, akan tetapi merupakan perjalanan panjang untuk berproses dalam membentuk pribadi yang lebih unggul dan berkualitas. Akan banyak rintangan yang akan menghadang, tentu kita tidak boleh menyerah, harus selalu ingat kepada Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, bahwa tujuan hidup adalah untuk belajar dan belajar untuk hidup.
Kita tentu ingat dengan sebuah pepatah kuno yang mengatakan ”carilah ilmu sampai ke negeri Cina”. Bukan kita harus membeli sebuah tiket pesawat untuk jauh-jauh ke negara Cina dalam rangka belajar, tetapi dapat kita artikan bahwa belajar itu tidak hanya diam berpangku tangan di tempat namun harus kemana, kapan saja, dan dimana saja kita berada.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: ”tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat”, maksudnya kita harus mencari atau belajar dari mulai kelahiran sampai kematian datang. Karena samudera ilmu pengetahuan tidak akan pernah kering, akan selalu bertambah dari hari kehari, bulan kebulan, tahun ke tahun, dan dari waktu ke waktu yang akan datang. Dimana masih ada manusia yan peduli akan belajar, dari situlah akan muncul penemuan-penemuan atau ilmu-ilmu baru.
Dari bayi, kita mulai belajar untuk meminta sesuatu kepada orang tua dengan menangis, umur 1 tahun kita mulai belajar untuk merangkak, terus kemudian berjalan, belajar berbicara, dan belajar untuk tersenyum ketika disapa oleh orang lain yang baru dikenal. Umur 2 tahun kita belajar untuk menyanyi menirukan ibu. Tambah umur lagi kita belajar memakai baju sendiri, pegang sendok sendiri untuk makan, bersepeda meskipun jatuh berulang kali sampai lutut lecet, belajar untuk membuat layang-layang, belajar untuk memainkan boneka, dan segudang pembelajaran lainnya yang tidak kita sadari.
Di sekolah dasar kita pun tambah semangat untuk belajar sambil bermain. Masuk ke jenjang berikutnya, di sekolah menengah pertama kita mulai bisa berpikir untuk belajar menjadi dewasa dengan mulai pakai sepatu sendiri, naik bus atau angkot ke sekolah sendiri, tambah teman dan mulai mengerti bahwa semua manusia itu tidak sama dan lain sebagainya . Di sekolah menengah atas kita tambah dewasa untuk bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang harus dilakukan dan yang ditinggalkan, dan mulai tertarik dengan lawan jenis. . Dan memahami cinta pada pandangan pertama yang membangkitkan semangat untuk membuka buku untuk belajar, belajar dan belajar lagi.
Kita tentu ingat dengan sebuah pepatah kuno yang mengatakan ”carilah ilmu sampai ke negeri Cina”. Bukan kita harus membeli sebuah tiket pesawat untuk jauh-jauh ke negara Cina dalam rangka belajar, tetapi dapat kita artikan bahwa belajar itu tidak hanya diam berpangku tangan di tempat namun harus kemana, kapan saja, dan dimana saja kita berada.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: ”tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat”, maksudnya kita harus mencari atau belajar dari mulai kelahiran sampai kematian datang. Karena samudera ilmu pengetahuan tidak akan pernah kering, akan selalu bertambah dari hari kehari, bulan kebulan, tahun ke tahun, dan dari waktu ke waktu yang akan datang. Dimana masih ada manusia yan peduli akan belajar, dari situlah akan muncul penemuan-penemuan atau ilmu-ilmu baru.
Dari bayi, kita mulai belajar untuk meminta sesuatu kepada orang tua dengan menangis, umur 1 tahun kita mulai belajar untuk merangkak, terus kemudian berjalan, belajar berbicara, dan belajar untuk tersenyum ketika disapa oleh orang lain yang baru dikenal. Umur 2 tahun kita belajar untuk menyanyi menirukan ibu. Tambah umur lagi kita belajar memakai baju sendiri, pegang sendok sendiri untuk makan, bersepeda meskipun jatuh berulang kali sampai lutut lecet, belajar untuk membuat layang-layang, belajar untuk memainkan boneka, dan segudang pembelajaran lainnya yang tidak kita sadari.
Di sekolah dasar kita pun tambah semangat untuk belajar sambil bermain. Masuk ke jenjang berikutnya, di sekolah menengah pertama kita mulai bisa berpikir untuk belajar menjadi dewasa dengan mulai pakai sepatu sendiri, naik bus atau angkot ke sekolah sendiri, tambah teman dan mulai mengerti bahwa semua manusia itu tidak sama dan lain sebagainya . Di sekolah menengah atas kita tambah dewasa untuk bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang harus dilakukan dan yang ditinggalkan, dan mulai tertarik dengan lawan jenis. . Dan memahami cinta pada pandangan pertama yang membangkitkan semangat untuk membuka buku untuk belajar, belajar dan belajar lagi.
Belajar bukan hanya kegiatan membuka buku 1 jam dan membolak baliknya, namun belajar harus selama kita hidup di dunia. Selama otak masih bekerja dan jantung masih berdetak, selama itu pulalah kita belajar. Bukan saja selembar ijazah tujuan yang kita inginkan dalam sekolah, namun prosesnya. Jika hanya selembar ijazah, diketik sendiri dalam komputer dan di print out pun bisa.
Setelah lulus sekolah pun, belajar tidak akan pernah berhenti begitu saja. Namun akan terus berlangsung sampai dewasa, dan sampai ajal menjemput. Semoga belajar dapat kita jadikan sebagai kebutuhan untuk menikmati indahnya dunia. Dunia yang dengan ramah dan ikhlasnya menyambut semua untuk memurnikan jiwa dalam meraih cita-cita.
Setelah lulus sekolah pun, belajar tidak akan pernah berhenti begitu saja. Namun akan terus berlangsung sampai dewasa, dan sampai ajal menjemput. Semoga belajar dapat kita jadikan sebagai kebutuhan untuk menikmati indahnya dunia. Dunia yang dengan ramah dan ikhlasnya menyambut semua untuk memurnikan jiwa dalam meraih cita-cita.