Soal yang Mudah Lebih Cepat Dipahami Siswa

 


Mengajar matematika di SMK memang gampang-gampang susah. Ketika mendapatkan materi yang sulit, butuh cara dan metode yang tepat untuk diajarkan kepada siswa. Metode lama, yaitu dengan menerangkan contoh soal lalu menjelaskan, dan memberikan latihan ke siswa terkadang memang masih baik dan teruji dalam pemahaman siswa. Namun metode tersebut terkadang juga sulit diterima siswa, jika berhadapan dengan soal-soal yang sulit. Saya ambil contoh untuk materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV). Jika saya langsung memberikan soal-soal SPLTV dan menerangkan ke siswa SMK, bisa jadi hanya beberapa siswa yang paham. Dasar siswa dalam memahami SPLTV harus terlebih dahulu memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Metode penyelesaian SPLDV dengan Eliminasi dan Substitusi atau Metode Gabungan menjadi cara yang tepat untuk siswa SMK menurut saya. Tidak perlu menjelaskan metode Eliminasi dan Eliminasi atau Metode Substitusi dan Substitusi, karena di SMP/MTs para siswa sudah mempelajarinya. 

Hanya saja jika langsung menggunakan metode Gabungan tersebut, siswa kesulitan jika mengerjakan soal-soal SPLTV. Saya pun mencoba membuat hasil variabelnya terlebih dahulu, di mana diketahui nilai x, y, atau z. Setelah itu siswa saya berikan persamaan secara acak. Siswa lebih antusias untuk menemukan hasil nya dibanding menemukan nilai x, y, atau z ketika berhadapan langsung dengan soal SPLTV. Nilai atau besaran untuk x, y, dan z saya buat mudah, dengan nilai kecil atau ribuan. Siswa lebih bisa memahami. Namun jika sudah mencari nilai x, y, atau z di dalam SPLTV, siswa kesulitan, atau dalam pemikiran mereka, terlalu lama dalam mengerjakan. 

Saya pun mencoba mengevaluasi cara mengajar dengan menerapkan berbagai cara dan metode agar siswa memahami terlebih dahulu konsep sistem persamaan linear dua variabel atau tiga variabel. Memang masih diperlukan jam terbang tinggi oleh para siswa, atau semacam drill latihan soal-soal SPLDV dan SPLTV agar lebih cepat dalam mengerjakan soal-soal. Ketika diberikan soal-soal kontekstual, atau soal cerita, siswa lebih lama lagi dalam membuat atau membahasakan soal ke dalam baha matematika, atau model matematika nya. Sehingga diperlukan kesabaran dan latihan terus menerus oleh para siswa. Tulisan saya kali ini pun masih serputar SPLTV atau SPLDV, belum materi-materi dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi lagi. hehehe

Namun, saya pun tidak boleh berputus asa dan mencoba memotivasi diri sendiri, serta meyakinkan diri bahwa siswa yang tidak bisa memahami materi, suatu saat akan bisa. Meskipun hanya memahami kulit luarnya saja, sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya. Karena menjadi guru tidak hanya mengajar, namun juga mendidik bukan. 


Oktober 2023

Taufik F

(Masih) Mencari Cara agar siswa paham Matematika

 


Pagi ini, Jum'at 29 September 2023, setelah melihat hasil Ulangan Harian anak-anak yang saya ajar, kembali membuat saya berpikir untuk mencari cara agar siswa paham dan bisa mengerjakan soal-soal matematika. Karena sebagai guru matematika yang baru memulai karir di tahun 2009, terkadang ingin sekali menjadikan siswa pintar matematika. Tetapi kenyataan dari tahun ke tahun masih tetap sama. Saya pun mulai browsing di internet, belajar di youtube dan membaca tulisan-tulisan orang di blog/website untuk mencari cara-cara baru agar siswa termotivasi belajar matematika. Mulai dari mencoba menggunakan kuis dalam pembelajaran dengan Quizizz, lalu membuat tes diagnostik tentang matematika melalui google form. Saya pun mencoba untuk sedikit merubah gaya mengajar, dengan lebih memberi waktu siswa untuk membaca dan memahami soal-soal dari buku paket. 


Langkah-langkah di atas memang belum sepenuhnya manjur atau ampuh untuk menjadikan siswa memahami konsep matematika dengan baik. Namun, setidaknya ada banyak variasi dan inovasi dalam mengajar, sehingga siswa tidak monoton dalam belajar di dalam kelas. Meskipun hasil ulangan harian masih belum baik nilai-nilai yg di dapat siswa. Saya pun melakukan evaluasi diri dalam mengajar, dengan melakukan berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Sehingga penilaian pembelajaran tidak hanya di ambil dari hasil ulangan tapi bisa dari nilai tugas, observasi, keaktifan, sikap, dan lain sebagainya. 

Sampai dengan hari ini dan seterusnya, saya pun mencari formula-formula baru dalam mengajar matematika, agar siswa lebih bisa memahami matematika. Terlepas dari stigma ata cap sejak dulu kala, bahwa matematika itu pelajaran yang sulit, saya harus mampu setidaknya membuat siswa nyaman dan senang untuk belajar matematika terlebih dahulu. 

Matematika hampir dipandang sulit oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika itu penuh dengan angka dan rumus-rumus. Siswa sudah putus asa terlebih dahulu jika ketemu soal-soal matematika. Siswa malas dan hanya mencatat hasil pengerjaan soal dari guru di papan tulis. Siswa tidak berusaha untuk memahami konsep terlebih dahulu. Banyak faktor memang yang mempengaruhi siswa kesulitan dalam memahami matematika. Namun sebagai seorang guru, kita tidak boleh berputus asa, dan harus selalu berusaha agar siswa memahami pelajaran matematika dengan baik. 

Semoga apa yang telah kita usahakan dari waktu ke waktu dapat menjadikan siswa lebih memiliki pemahamanan tentang pelajaran yang kita ajarkan. Semoga siswa juga memiliki karakter yang baik dari hasil belajar matematika secara tidak langsung. 


Jepara, 29 Setember 2023

Taufik