Motor Perjuanganku



Motor perjuanganku

Honda astrea grand tahun 1996 dengan plat nomer K-3517-GL yang dibeli ibuku tersayang dengan harga di bawah 6juta rupiah, tepatnya saya lupa nominalnya, adalah kuda besi yang selalu menemani hari-hariku. Kira-kira tahun 2007 ku dibelikan ibu, yang dibeli dari seorang pegawai PLN yang bertubuh sangat besar alias gemuk sekali. Dengan harga yang relatif murah, karena motornya memang sekend.

Dari sejak SMA memang ku sudah memimpikan mempunyai motor sendiri untuk nggaya di depan teman2, namun baru kesampaian setelah ku kuliah awal semester 7, disaat mau KKN. Menceritakan motorku memang tidak ada habis-habisnya, karena sudah kuanggap sebagai teman. Sebuah motor yang menemani hari-hariku dulu sewaktu kuliah di Semarang. Awalnya dari semester 1 sampai 6, ku memang selalu jalan kaki kalau berangkat ke kampus maupun saat bermain. Kadang juga nebeng teman yang punya motor, namun jarang sekali ku pinjam ke teman kalau memang tidak dalam kondisi terpaksa alias darurat. Main ke tempat kos cewek pun jalan kaki, walau kadang sedikit minder jika teman yang lain main dengan membawa motor yang keren. Hahaha, memang hidup susah dan prihatin di awal memang manis dan menyenangkan pada akhirnya.

Setelah punya motor saat kuliah, agak sedikit mudah dalam bepergian, entah itu ke kampus, mencari bahan2 untuk tugas kuliah, maupun main ke tempat cewek.. hehehe, namanya juga anak kuliahan. Meski saingannya motor-motor keluaran baru yang lebih bagus dan berkualitas, namun tak jadi penghalang. Yang penting bisa main.

Motor perjuanganku awalnya sangat sangat rewel dan bandel sekali dalam hal mesin dan semua komponennya. Pernah suatu ketika gas motor tidak bisa berhenti, dan selalu gass poll terus. Yang terjadi, saat dikendarai kakakku, si motor pun ,menabrak pondasi teras rumah.. Hahaha, itu belum seberapa, pernah juga menabrak bus angkutan penumpang umum di pertigaan. Yang paling konyol, bus nya dalam keadaan berhenti menurunkan penumpang. Betapa malunya diri ini, karena masih di wilayah RT ku, pertigaaan sebelum ke jalan raya. Padahal sudah dandan necis dan perlente, karena mau ke tempat KKN. Dan yang terjadi, slebor depan dan velg depan pun rusak.

Selanjutnya, pernah juga saat kembali ke semarang, di Jalan Demak tiba-tiba gass tidak bisa berhenti. Betapa takutnya diriku karena di jalan yang rame karena Jalur Pantura. Untung saja saya bareng dengan teman yang siap membantu saat temannya membutuhkan. Motorpun semakin sering saya service agar enak dipakai. Setelah sering di service mesinnya malah pernah saat saya memboncengkan seorang teman cewek saya tiba-tiba rantai motor terlepas.. Hehe, seperti sepeda ontel saja pikirku, saya pun hanya tersenyum kecil pada temanku. Lalu teman saya suruh turun lalu saya memperbaikinya seperti memperbaiki sepeda, dengan cara memasang rantai pas pada posisinya lalu memundurkan motor, dan akhirnya pun beres.

Motor yang menemani hari-hari saat ku kuliah yang ku anggap sebagai pemberian seorang ibu kepada anaknya selalu ku anggap sebagai teman, dan sampai sekarang saya tidak berniat untuk menjualnya, karena akan ku museumkan sewaktu sudah saatnya dengan banyak kisah bersamanya.

Lulus kuliah motorpun kubawa pulang kampung dan kujadikan fasilitator kemana-mana. Saat motor dipinjam oleh kakakku, terlihat tidak ada perawatan, motor hanya dikendarai tanpa dibelai oleh servicean bengkel, alhasil pun mesin ambrol dan jebol. Kembali ku merogoh kocek sangat dalam, karena waktu itu belum kerja, makanya ibu pun kujadikan tempat untuk berhutang. Motor pun selesai dibongkar mesinnya dan siap ditancap lagi. Setelah kerja, motorpun aku rombak kecil-kecilan dengan menambahkan racing berjari enam dengan warna putih. Dan kelihatan keren akhirnya.. Hahaha, dengan tambahan berbagai variasi yang lainnya tentunya. Dan semakin percaya diri ku mengendarainya walau kecepatannya tidak sekencang motor2 baru yang sekarang. Namun ku tetap menyayanginya, disamping sayangku terhadap matematika.

Memang motor astrea Grand keluaran 14 tahun yang lalu itu tak seberapa harganya, namun dimata saya itulah pemberian ibu yang akan kurawat dan kunaiki terus. yang mudah-mudahan tidak rusak-rusakan lagi, meskipun banyak teman, saudara, dan tetangga yang menganjurkan saya untuk mengganti motor keluaran terbaru namun hati ini sudah terlanjur lengket dengan K-3517-GL sampai kapanpun. Dengan tubuhku yang sangat tinggi memang agak sedikit aneh kalau mengendarai motor grand yang mungil,, tapi pede aja lagi. Yang terpenting motor tidak mengganggu orang lain, dan tidak diganggu. Ya iyalah motor kan bukan makhluk hidup. Semoga dengan motor perjuanganku ini, saya dapat melihat kehidupan umat manusia di sana sini, dapat mengamati apa yang terjadi di masyarakat, dan motorku bisa menjadi saksi bisu dalam sejarah kehidupanku. Yang diawali dari jalanan menuju ke mimpi dan cita-cita luhur yang berguna bagi anak bangsa.

12 Maret 2010

3 komentar

gmana kbr motor perjuangannya???

mampir baca, kmrn aku uda comment disini tp kok gk muncul??

kdg muncul kdg jg tdk bro,,

Terima kasih sudah mampir di blog saya.
Silahkan isikan komentar / pesan anda
EmoticonEmoticon