Celoteh Guru tentang Pendidikan di Negara Ini
#Part 1
Dunia pendidikan di Indonesia memang tidak akan pernah habis permasalahan yang membelitnya. Walaupun kemajuan juga semakin banyak. Di satu sisi ada anak berprestasi di tingkat dunia dengan berbagai olimpiade, di sisi lain ada yang tawuran atau malah melenceng ke hal-hal negatif.
Seharusnya pendidikan di negara kita itu bisa maju dan melesat dengan cepat, seandainya warga mempunyai pemikiran untuk terus belajar dan belajar. Menjadi rajin membaca, atau pun juga menulis. Sumber Daya Manusia (SDM) di negara kita memang belum satu suara untuk menjadikan negara ini maju dan dapat setara dengan negara-negara lain yang telah maju. Entah karena terlalu banyak jumlah penduduknya, atau kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor pendidikan.
Pendidikan di indonesia jelas dan terasa jalan di tempat. Tidak ada yang patut di salahkan memang. Meskipun pemerintah sering gonta ganti kurikulum, tetap saja pendidikan di negara ini sama saja. Seharusnya pemerintah lebih menekankan terhadap perlunya sikap dan mental untuk senantiasa belajar sepanjang hayat kepada seluruh elemen bangsa.
Akan tetapi apa yang kita lihat kenyataan ini memang sungguh biasa saja pendidikan di negara ini, dan kurang begitu membanggakan. Daya juang dan semangat belajar anak untuk sekolah kurang begitu kuat dan semangat. Lebih suka hal yang berbau instan daripada suatu proses ilmu pengetahuan yang memang begitu panjang dan melelahkan namun hasilnya akan sangat menyejukkan. Mungkin berbagai faktor yang menjadikan kebanyakan bangsa ini menjadi semakin kurang bertenaga untuk belajar dan membangun bangsanya. Semangat pantang menyerah dan juga tujuan untuk menjadikan bangsa ini cerdas dan berbudaya seolah-olah hanya menjadi tujuan semu oleh berbagai macam orang yang menginginkan kemajuan. Banyaknya orang yang ingin berebut kekuasaan dan jabatan dengan cara-cara yang tidak wajar dan sportif. Tersingkirkannya banyak orang-orang yang memiliki tujuan mulia namun kalah oleh kekuasaan tirani yang mencengkeram kuat di negeri ini.
Entah kapan pendidikan di negara ini dapat menjadi maju dan memiliki ciri dibanding dengan negara-negara lain. Serta tetap memegang teguh budaya dan karakter bangsa yang berbudaya luhur. Seandainya seluruh siswa di seluruh negara ini mau tekun belajar dan memiliki tujuan hidup yang mulia, niscaya negara ini akan menjadi negara maju yang disegani negara-negara lain. Tapi entah kapan tidak ada yang mengetahuinya.
Permasalahan pendidikan memang semakin kompleks dan rumit saja. Nilai-nilai yang ada di sekolah dibuat membingungkan dan menjadi hal yang aneh serta tidak sesuai dengan kenyataan dan menjadi suatu kebanggaan yang bersifat sementara. Namun, menjadi suatu bumerang bagi siswa di masa depannya. Dengan adanya standart nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) seolah-olah tidak ada siswa yang kurang dalam suatu pelajaran. Semua siswa memiliki nilai terendah sama. Padahal belum tentu juga seorang siswa dapat mencapai nilai tersebut dari nilai-nilai yang diperoleh saat ulangan maupun tugas. Pengkatrolan nilai jelas akan semakin tinggi. Yang membuat kondisi psikologis anak menjadi pasrah dan berpikir ujung-ujungnya KKM. Seharusnya bukan itu yang harus diberikan kepada siswa. Seharusnya kalau siswa mendapat nilai 4 ya harusnya di laporan hasil belajar mendapat nilai 4. Jadi, tidak perlu harus remidi berulang-ulang dan berkali-kali untuk mencapai nilai KKM yang sebetulnya tidak perlu dilakukan terlalu banyak. Remidi cukup sekali dua kali saja.
Zaman sekarang sudah berbeda sekali dengan zaman saya sekolah dulu. Dulu kalau memang harus memperoleh nilai 4 di rapor ya nilai 4. Tapi sekarang siswa mendapatkan nilai KKM yang berkisar antara 7. Jadi seolah-olah siswa dipaksa untuk pintar dengan hasil yang bagus. Padahal prosesnya belum tentu bagus.
Ah, kebanyakan siswa sekarang memang kurang semangat dalam berjuang dan tidak memiliki tujuan untuk maju dan menjadi pribadi yang bermimpi serta bercita-cita tinggi. Hanya beberapa siswa yang masih bersemangat untuk belajar dan memiliki cita-cita tinggi untuk selalu belajar. Mungkin karena faktor keluarga dan lingkungan yang kurang mendukung, atau mungkin karena pengaruh negatif dari modernisasi yang tidak bisa difilterisasi. Atau malah karena budaya bangsa yang semakin suka berita negatif di televisi.
Tentu pengaruh-pengaruh jalan di tempat nya dunia pendidikan di negara ini banyak sekali. Jika dihitung atau disusun mungkin sudah menjadi berjilid-jilid buku. Haruslah siswa dipengaruhi positif untuk selalu belajar. Harus diberi motivasi yang baik untuk maju dan berkembang. Selain siswa, guru dan sekolah harus selalu belajar untuk meningkatkan kompetensinya dan berjuang bersama-sama untuk kemajuan negara ini.
Seandainya kalau siswa itu punya tujuan dan mau tekun belajar, mungkin pendidikan ini akan semakin membaik. Semoga pendidikan di negara ini semakin membaik. Dan semoga guru-guru tidak pernah lelah untuk mengajar dan mendidik siswa menjadi pribadi yang berakhlaq dan berilmu pengetahuan luas. Tidak boleh ada kata berhenti untuk pendidikan di negara ini. Harus terus maju, meskipun kita belum pernah tahu akan jadi apa kelak. Semoga siswa terbangkitkan untuk belajar dan belajar. Dan menjadi pribadi yang giat untuk bekerja keras. Setelah lulus sekolah tentunya akan bekerja. Dan semoga para siswa menjadi pekerja untuk negara ini, dan memajukannya.
Saat Hari Ibu, 22/12/2014