![]() |
Sumber gambar : https://unsplash.com |
Saat kita duduk di bangku SD, pastinya sudah akrab dengan dunia tulis menulis. Diawali dari tulisan ini budi, ini ibu budi, dan ini bapak budi yang diajarkan oleh bapak dan ibu guru kita. Lambat laun tulisan kita menjadi semakin banyak, dari kalimat menjadi paragraf. Kelas 6 SD sudah mulai banyak mencatat materi-materi untuk bahan ujian. Berlanjut ke SMP, dunia tulis menulis semakin berkembang, karena pelajaran semakin banyak. Catatan pun semakin banyak saja. Masuk ke SMA, malah menjadi tambah banyak lagi catatan-catatan di buku tulis. Sampai-sampai harus berganti buku baru untuk beberapa mata pelajaran yang bapak/ibu gurunya gemar memberikan catatan kepada siswanya. Saya baru menyadari sekarang, ternyata catatan saat sekolah sangatlah baik untuk membantu memori siswa dalam mempelajari suatu materi. Semakin banyak catatan, semakin siswa mengerti dan memahami pelajaran. Karena jika tidak punya catatan sama sekali, siswa akan kesulitan belajar di saat akan ulangan atau ujian. Jadi, kegiatan tulis menulis sudah sangat akrab di mata masyarakat. Karena hampir semua orang pernah melakukannya.
Beranjak saat kuliah sarjana, dunia menulis semakin berkembang dengan adanya tugas-tugas mandiri atau kelompok dari dosen untuk membuat makalah. Dengan membuat suatu makalah untuk mata kuliah tertentu, seorang mahasiswa akan menjadi semakin mandiri untuk belajar. Mulai mencari literatur-literatur dari buku-buku, atau internet untuk keperluan makalahnya. Mahasiswa akan menjadi semakin asyik dalam dunia membaca dan menulis. Dua hal yang tidak bisa dipisahkan untuk kemajuan pendidikan. Dari membaca berbagai macam sumber, mahasiswa akan memiliki banyak pengetahuan yang nantinya akan dituangkan ke dalam makalah atau tugas-tugas dari dosen.
Mahasiswa tingkat akhir lebih asyik lagi dalam dunia tulis menulis. Karena mahasiswa tingkat akhir akan mendedikasikan seluruh waktu dan pikirannya untuk menyelesaikan skripsi atau tugas akhir. Hal ini tentunya akan berhubungan dengan dunia tulis menulis. Mahasiswa tingkat akhir akan mencari lebih banyak referensi-referensi, baik hasil skripsi kakak kelas atau teman mahasiswa lainnya. Buku-buku yang berhubungan dengan tema skripsinya akan dicari sampai manapun, dan akan dilahap habis untuk dibaca dan dipahami lalu diambil kesimpulan-kesimpulan dan materinya untuk dijadikan bahan skripsi. Secara tidak langsung mahasiswa tingkat akhir sudah memiliki kemampuan untuk berkarya dalam menulis ilmiah. Meskipun hasil referensi copy paste dari teman atau internet, pastilah akan kita modifikasi dan sesuaikan dengan isi dari skripsi kita. Bagi saya itu hal yang wajar, dan yang lebih penting kita bisa mempertahankan hasil tulisan kita dengan baik saat ujian skripsi. Hal yang terpenting tidak menjiplak seratus persen hasil karya orang lalu kita sidangkan.
Tanpa disadari, kita memang sudah akrab dengan dunia tulis menulis. Meskipun terkadang setelah bekerja, kita menjadi lupa, malas, dan kurang bersemangat dalam menulis. Entah karena kesibukan, pekerjaan, atau karena rutinitas yang tidak memungkinkan kita memiliki waktu untuk menulis. Orang pasti memiliki berbagai macam jawaban sendiri-sendiri untuk tidak menulis. Tapi bagi anda yang masih gemar menulis dan membaca, berarti anda masih merawat budaya atau kegiatan yang kita terima saat mulai duduk di bangku SD. Saya sendiri juga ingin selalu merawat hobi menulis. Karena ternyata menulis itu gampang. Semua orang pasti bisa menulis.
Era media sosial dan dunia maya sekarang ini sebenarnya sudah melatih kita untuk kembali menulis. Kita mungkin pernah berbagi tulisan galau, motivasi, kritikan, puisi, atau apapun di Facebook, Twitter, BBM, dan lain-lain. Karena saya sendiri juga pernah melakukannya. Meskipun sekarang sudah jarang dan lebih seringnya berbagi tautan dari tulisan di blog saya sendiri atau tautan informasi dari sumber lain. Hal tersebut sebenarnya sudah melatih kita kembali untuk menulis. Namun masih berupa tulisan-tulisan pendek, yang hanya terdiri dari beberapa kalimat. Hal yang harus ditingkatkan adalah menulis lebih panjang lagi. Entah itu tulisan tentang cerita kita saat travelling atau tulisan kisah keseharian kita. Lebih baik lagi jika di dalam tulisan itu, memiliki pesan-pesan positif untuk mengajak seseorang melakukan perbuatan yang positif juga. Apalagi jika tulisan-tulisan itu berisi tentang cara-cara untuk menyelesaikan masalah. Pastilah akan membantu sesama dan disukai pembaca.
Berikut ini beberapa hal yang menurut saya, menjadikan menulis itu gampang.
1. Ada media
Media untuk menulis bisa apa saja. Hal terpenting adalah saat kita memiliki ide untuk tulisan langsung saja direalisasikan. Kalau ditunda-tunda biasanya lupa, karena tertumpuk dengan rutinitas-rutinitas yang lain. Asal punya bolpoint atau pensil dan kertas, kita sudah bisa menulis apa saja yang menjadikan kita berekspresi dan berkreasi. Saya sendiri menganggap bahwa menulis adalah proses kreatif, karena kita merangkai kata-kata yang tersusun menjadi kalimat, lalu paragraf dan menjadi bisa dibaca. Selain itu tidak semua orang mau untuk menulis.
Selain alat tulis dan kertas, sekarang ini lebih mudah lagi jika memiliki komputer atau laptop. Kita bisa bebas menuliskan di komputer, dan kita juga bisa mengedit lalu menghapusnya dan juga bisa menyimpannya. Handphone menurut saya juga bisa dijadikan sebagai media dan sarana untuk menulis. Mengingat sekarang ini HP sudah sedemikan canggihnya dan berbasis android, sehingga lebih mudah dalam mengoperasikannya.
2. Ada niat
Apapun yang kita lakukan jika tidak ada niat, tidak akan pernah terlaksana. Menulis memang harus diniatkan. Karena kalau hanya ingin menulis tapi tidak pernah diniatkan, ya tidak akan pernah ada tulisan yang tercipta. Mau tidak mau, menulis harus terlebih dahulu memiliki niat agar menjadi baik apa yang akan kita tulis. Niat yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
3. Ada ide
Menulis bisa apa saja temanya. Bisa tentang masalah sehari-hari, tentang ilmu pengetahuan, dan tentang apa saja. Tapi tulisan pastilah harus ada ide. Ide tulisan tentang apapun itulah yang akan menjadikan tulisan menjadi lebih rapi dan fokus ke dalam isi tulisan. Seperti halnya tulisan saya ini, idenya ya tentang menulis itu sendiri. Ide bisa datang kapan saja, terkadang di jalan, saat mau tidur, saat sendirian mengendarai motor, atau bahkan saat berada di dalam WC. Seseorang pastilah berbeda-beda waktu dan tempat saat mendapatkan ide. Ada baiknya jika ide tulisan sudah ada, ditulis saja di kertas, atau di HP kita. Lalu kita realisasikan selanjutnya. Semakin sering menulis, maka ide tulisan akan semakin banyak dan menarik.
4. Ada waktu
Semakin bertambahnya usia dan rutinitas, kita harus bisa membagi waktu lebih baik dan efisien. Apalagi jika sudah berkeluarga, tentu harus pandai membagi waktu antara pekerjaan, keluarga dan hal lain-lain. Tidak mungkin kita akan bekerja sepenuh waktu dalam sehari tapi mengabaikan keluarga. Kita harus dapat menentukan skala prioritas. Menulis adalah proses kreatif yang membutuhkan waktu lumayan untuk melakukannya. Setelah menulis, pasti kita akan membacanya kembali agar tulisan jadi lebih rapi dan enak dibaca. Hal ini memakan waktu yang lumayan, terkadang bisa lebih dari satu jam. Tergantung dari tulisan kita dan suasana hati juga. Saat suasana hati dan pikiran kita baik, biasanya tulisan akan cepat selesai dan menjadi baik. Jadi, jika anda memang ingin menulis, harus pandai mengatur waktu dengan baik dan selalu ingat skala prioritas. Saya biasanya menulis saat kondisi tenang dan tidak banyak pekerjaan.
5. Ada tujuan
Tulisan adalah sebuah karya. Pasti akan dibaca. Entah itu dibaca oleh diri sendiri, atau orang lain. Tulisan yang baik, haruslah memiliki tujuan yang baik di dalamnya. Tulisan yang mengajak pembaca untuk terinspirasi, memotivasi, berisi pengetahuan, atau membantu memecahkan masalah pembaca, jelas akan selalu banyak dinanti. Tetapi, sekarang ini banyak orang yang menulis berita-berita provokatif dan informasi-informasi palsu atau hoax. Saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi orang-orang menulis berita-berita yang tidak benar. Harusnya mereka menulis tentang hal lain yang ada muatan positif daripada menulis konten-konten negatif. Dalam hati kecil saya juga selalu menahan untuk berbagi info dan jangan asal share. Lebih baik ngeshare tulisan sendiri daripada tulisan orang lain yang provokatif, negatif dan belum tahu kebenarannya.
Dalam menulis harusnya memiliki tujuan yang baik dan mengedukasi pembaca. Menulis bukanlah proses yang instan dalam satu menit jadi. Alangkah percuma jika kita menulis tetapi tidak memiliki tujuan yang baik. Sebisa mungkin kita ikut menyumbangkan tulisan kita agar dibaca oleh orang lain dan mengajak untuk ikut andil dalam dunia tulis menulis.
Beberapa hal di atas mungkin dapat menjadikan kita agar selalu termotivasi untuk menulis. Karena dengan tulisan ilmu pengetahuan menjadi sedemikan majunya. Tanpa ada ilmu-ilmu atau ide-ide dari pemikir-pemikir terdahulu dalam bentuk tulisan, mungkin kita tidak bisa menikmati kemudahan-kemudahan yang ada sekarang ini. Meskipun saya bukan ilmuwan besar, tidak ada salahnya untuk ikut ambil bagian dalam dunia tulis menulis. Seperti tulisan saya sebelumnya, ayo menulis. Mari kita isi hidup ini dengan tulisan-tulisan yang baik dan mengajak pembaca untuk ikut menulis. Dengan menulis, ilmu kita akan semakin bertambah.
Media untuk menulis bisa apa saja. Hal terpenting adalah saat kita memiliki ide untuk tulisan langsung saja direalisasikan. Kalau ditunda-tunda biasanya lupa, karena tertumpuk dengan rutinitas-rutinitas yang lain. Asal punya bolpoint atau pensil dan kertas, kita sudah bisa menulis apa saja yang menjadikan kita berekspresi dan berkreasi. Saya sendiri menganggap bahwa menulis adalah proses kreatif, karena kita merangkai kata-kata yang tersusun menjadi kalimat, lalu paragraf dan menjadi bisa dibaca. Selain itu tidak semua orang mau untuk menulis.
Selain alat tulis dan kertas, sekarang ini lebih mudah lagi jika memiliki komputer atau laptop. Kita bisa bebas menuliskan di komputer, dan kita juga bisa mengedit lalu menghapusnya dan juga bisa menyimpannya. Handphone menurut saya juga bisa dijadikan sebagai media dan sarana untuk menulis. Mengingat sekarang ini HP sudah sedemikan canggihnya dan berbasis android, sehingga lebih mudah dalam mengoperasikannya.
2. Ada niat
Apapun yang kita lakukan jika tidak ada niat, tidak akan pernah terlaksana. Menulis memang harus diniatkan. Karena kalau hanya ingin menulis tapi tidak pernah diniatkan, ya tidak akan pernah ada tulisan yang tercipta. Mau tidak mau, menulis harus terlebih dahulu memiliki niat agar menjadi baik apa yang akan kita tulis. Niat yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
3. Ada ide
Menulis bisa apa saja temanya. Bisa tentang masalah sehari-hari, tentang ilmu pengetahuan, dan tentang apa saja. Tapi tulisan pastilah harus ada ide. Ide tulisan tentang apapun itulah yang akan menjadikan tulisan menjadi lebih rapi dan fokus ke dalam isi tulisan. Seperti halnya tulisan saya ini, idenya ya tentang menulis itu sendiri. Ide bisa datang kapan saja, terkadang di jalan, saat mau tidur, saat sendirian mengendarai motor, atau bahkan saat berada di dalam WC. Seseorang pastilah berbeda-beda waktu dan tempat saat mendapatkan ide. Ada baiknya jika ide tulisan sudah ada, ditulis saja di kertas, atau di HP kita. Lalu kita realisasikan selanjutnya. Semakin sering menulis, maka ide tulisan akan semakin banyak dan menarik.
4. Ada waktu
Semakin bertambahnya usia dan rutinitas, kita harus bisa membagi waktu lebih baik dan efisien. Apalagi jika sudah berkeluarga, tentu harus pandai membagi waktu antara pekerjaan, keluarga dan hal lain-lain. Tidak mungkin kita akan bekerja sepenuh waktu dalam sehari tapi mengabaikan keluarga. Kita harus dapat menentukan skala prioritas. Menulis adalah proses kreatif yang membutuhkan waktu lumayan untuk melakukannya. Setelah menulis, pasti kita akan membacanya kembali agar tulisan jadi lebih rapi dan enak dibaca. Hal ini memakan waktu yang lumayan, terkadang bisa lebih dari satu jam. Tergantung dari tulisan kita dan suasana hati juga. Saat suasana hati dan pikiran kita baik, biasanya tulisan akan cepat selesai dan menjadi baik. Jadi, jika anda memang ingin menulis, harus pandai mengatur waktu dengan baik dan selalu ingat skala prioritas. Saya biasanya menulis saat kondisi tenang dan tidak banyak pekerjaan.
5. Ada tujuan
Tulisan adalah sebuah karya. Pasti akan dibaca. Entah itu dibaca oleh diri sendiri, atau orang lain. Tulisan yang baik, haruslah memiliki tujuan yang baik di dalamnya. Tulisan yang mengajak pembaca untuk terinspirasi, memotivasi, berisi pengetahuan, atau membantu memecahkan masalah pembaca, jelas akan selalu banyak dinanti. Tetapi, sekarang ini banyak orang yang menulis berita-berita provokatif dan informasi-informasi palsu atau hoax. Saya tidak tahu apa yang melatarbelakangi orang-orang menulis berita-berita yang tidak benar. Harusnya mereka menulis tentang hal lain yang ada muatan positif daripada menulis konten-konten negatif. Dalam hati kecil saya juga selalu menahan untuk berbagi info dan jangan asal share. Lebih baik ngeshare tulisan sendiri daripada tulisan orang lain yang provokatif, negatif dan belum tahu kebenarannya.
Dalam menulis harusnya memiliki tujuan yang baik dan mengedukasi pembaca. Menulis bukanlah proses yang instan dalam satu menit jadi. Alangkah percuma jika kita menulis tetapi tidak memiliki tujuan yang baik. Sebisa mungkin kita ikut menyumbangkan tulisan kita agar dibaca oleh orang lain dan mengajak untuk ikut andil dalam dunia tulis menulis.
Beberapa hal di atas mungkin dapat menjadikan kita agar selalu termotivasi untuk menulis. Karena dengan tulisan ilmu pengetahuan menjadi sedemikan majunya. Tanpa ada ilmu-ilmu atau ide-ide dari pemikir-pemikir terdahulu dalam bentuk tulisan, mungkin kita tidak bisa menikmati kemudahan-kemudahan yang ada sekarang ini. Meskipun saya bukan ilmuwan besar, tidak ada salahnya untuk ikut ambil bagian dalam dunia tulis menulis. Seperti tulisan saya sebelumnya, ayo menulis. Mari kita isi hidup ini dengan tulisan-tulisan yang baik dan mengajak pembaca untuk ikut menulis. Dengan menulis, ilmu kita akan semakin bertambah.