Wisata Pantai yang Tersembunyi

Kota Jepara merupakan kota kecil dengan jumlah pantai yang sangat banyak. Sebagian warga masyarakat baik dari dalam kota maupun luar kota beranggapan bahwa Jepara adalah Bali nya Jawa Tengah. Bukan maksud untuk membesar-besarkan, akan tetapi memang demikian adanya. Beberapa pantai yang sudah terkenal di Jepara antara lain Pantai Kartini, Pantai Bandengan atau Tirta Samudera, Pantai di Benteng Portugis dan Pantai di Taman Nasional Karimunjawa.

Pantai Kartini merupakan objek wisata pantai yang sudah terkenal karena berada di dalam kota. Letaknya yang dekat dari pusat kota memudahkan masyarakat untuk mengunjunginya. Selain pantai Kartini, tidak jauh dari kota, kira – kira 8 km kearah utara terdapat Pantai Bandengan yang terkenal dengan Tirta Samudera. Disebut Bandengan karena terletak di Desa Bandengan. Ke arah utara lagi kita akan menemukan Pantai Benteng Portugis yang terletak di desa Banyumanis Kecamatan Keling kira-kira 45 km dari pusat kota.

Yang tidak kalah menarik adalah Pulau Karimun Jawa dengan sejuta keindahannya. Kawasan ini terletak di laut Jawa +/- 83 km dari Kota Jepara menuju arah utara. Obyek ini merupakan kepulauan yang ditetapkan sebagai Taman Nasional laut Karimunjawa. luas daratan 7.120 Ha dengan pulau berjumlah 27 buah, namun yang berpenghuni hanya 5 buah. yaitu Karimunjawa, Kemujan, Parang, Nyamuk dan Genting. dengan hamparan pemandangan di sela-sela pulau, pasir putih yang membentang di sepanjang pantai dengan pohon kelapa. Terdapat 242 jenis ikan hias, serta 133 generasi fauna akuatik. Dengan kapal motor, karimun jawa dapat ditempuh dalam waktu sekitar 5 jam dari dermaga Jepara ( Dinas Pariwisata Kabupaten Jepara).

Berekreasi atau berwisata merupakan kebutuhan sekunder. Kebutuhan yang bisa dipenuhi setelah kebutuhan primer. Sejenak menghilangkan penat setelah bekerja keras. Tidak wajib dipenuhi, akan tetapi setelah refreshing, tubuh dan jiwa akan menjadi segar kembali. Setidaknya akan membuat semangat untuk bekerja dan beraktifitas tumbuh kembali.

Pantai yang Lain

Sesaknya suasana rumah dan perkotaan, jelas membuat sebagian besar masyarakat memilih tempat untuk bersantai. Selain tempat wisata pantai yang sudah dikenal oleh masyarakat Jepara maupun yang dari luar kota, ada dua pantai juga yang tidak kalah indahnya. Yang pertama, adalah pantai yang terletak di Desa Teluk Awur Kecamatan Tahunan. Sebagian warga sekitar biasa menyebut dengan nama Pantai Teluk Awur. Di pantai ini kita dapat menikmati indahnya pantai, ditengah – tengah laut kita bisa melihat Pulau Panjang, yang kita bisa menuju kesana menggunakan kapal kecil dari Pantai Kartini. Saat sore hari, ketika matahari terbenam menambah indah suasana pantai.

Tidak kalah indahnya, ke sebelah utara dari pusat kota Jepara16-17 Km terdapat sebuah pantai lagi di Desa Bondo Kecamatan Bangsri. Banyak warga menamainya dengan Pantai Ombak Mati. Dikarenakan airnya begitu tenang karena ombak tidak terlalu deras kecuali saat musim hujan. Pantai ini sangat rame dikunjungi warga saat Hari Minggu dan Hari Jum’at, terutama Jum’at Wage. Banyak warga yang beranggapan, bahwa jika mandi saat Jum’at Wage akan menambah rejeki dan keinginan pun akan terpenuhi. Namun ini hanya mitos dari warga sekitar. Mungkin karena bebas biaya masuk, Pantai Ombak Mati menjadi alternatif kunjungan warga. Banyak muda mudi yang menghabiskan waktunya di pantai ini. Warga yang datang pun bukan hanya dari wilayah Kecamatan Mlonggo dan Bangsri saja, akan tetapi Kecamatan yang lain sering juga berkunjung.

Pantai Teluk Awur dan Pantai Ombak Mati/Bondo merupakan dua contoh Pantai yang belum terjamah oleh Pemerintah dalam pembangunan. Jika kedua pantai ini dibangun mungkin sektor pariwisata akan semakin maju. Tahun ini Jepara mendapatkan Adipura untuk kali kelima secara berturut-turut, suatu prestasi yang membanggakan masyarakat. Kota Jepara di bawah pimpinan Drs. Hendro Martojo, MM memang sangat luar biasa dalam hal pembangunan dan tata kota. Taman – taman banyak dibangun di sepanjang jalan memanfaatkan tempat yang kosong. Semoga tahun yang akan datang lebih memperhatikan pembangunan pantai.

Butuh keseriusan

Untuk membangun kedua pantai yang tersembunyi yaitu Pantai Teluk Awur dan Pantai Ombak Mati menjadi tempat wisata yang berkualitas jelas membutuhkan usaha dan dana yang besar. Membangun Pantai yang masih steril dari bangunan–bangunan bernuansa wisata tidak bisa dikerjakan hanya oleh satu orang Bupati. Namun membutuhkan bantuan dari pihak–pihak lain. Butuh investor dari pihak swasta maupun pihak asing ( luar negeri ) untuk menjadikan kedua pantai di atas menjadi lebih berkelas dan bernilai jual tinggi.

Bali boleh terkenal dengan Pantai Kuta yang merupakan barometer kunjungan wisata dari luar negeri. Meskipun dulu sempat sepi saat terjadi Tragedi Bom Bali. Tapi setelah itu warga asing pun tetap berbondong-bondong menyerbu keindahan Pulau Dewata Bali. Kota Jepara yang walaupun kecil dan tidak terletak di jalur pantura sebenarnya bisa menjadi Bali nya Jawa Tengah jika pantainya dikelola dengan baik dan profesional.

Masyarakat dari dalam maupun luar kota jelas merindukan objek wisata yang baru. Apalagi jika dalam tahun – tahun kedepan kedua pantai dibangun akan membuka lapangan kerja baru bagi warga di sekitar. Jelas akan mengurangi pengangguran yang terus bertambah di kota Jepara karena semakin sepinya industri meubel yang banyak menyerap tenaga kerja. Dalam pembangunan membutuhkan keseriusan untuk mewujudkan suatu harapan yang baik.

Kota Jepara dikenal dengan sebutan Kota Ukir, tidak ada salahnya jika dikenal juga dengan ”Jepara Kota Pantai”, mengingat banyaknya pantai. Tempat wisata pasti menjadi tujuan dari wisatawan asing dan domestik. Mengenal Jepara tidak harus dari ukiran dan Persijap nya, namun dari tempat wisatanya juga bisa. Semoga apa yang penulis harapkan dan cita-citakan dapat terwujud dengan baik di kemudian hari.
Belajar Seumur Hidup

Belajar Seumur Hidup

Manusia hidup di dunia ini bukan hanya untuk bermain. Namun kita diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Belajar pun dapat dikategorikan sebagai suatu ibadah. Luas dan dalamnya ilmu pengetahuan yang ada di alam semesta ini, setidaknya harus kita pelajari dan kita amalkan. Belajar bukanlah sesuatu yang instan seperti mie, akan tetapi merupakan perjalanan panjang untuk berproses dalam membentuk pribadi yang lebih unggul dan berkualitas. Akan banyak rintangan yang akan menghadang, tentu kita tidak boleh menyerah, harus selalu ingat kepada Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, bahwa tujuan hidup adalah untuk belajar dan belajar untuk hidup.
Kita tentu ingat dengan sebuah pepatah kuno yang mengatakan ”carilah ilmu sampai ke negeri Cina”. Bukan kita harus membeli sebuah tiket pesawat untuk jauh-jauh ke negara Cina dalam rangka belajar, tetapi dapat kita artikan bahwa belajar itu tidak hanya diam berpangku tangan di tempat namun harus kemana, kapan saja, dan dimana saja kita berada.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: ”tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat”, maksudnya kita harus mencari atau belajar dari mulai kelahiran sampai kematian datang. Karena samudera ilmu pengetahuan tidak akan pernah kering, akan selalu bertambah dari hari kehari, bulan kebulan, tahun ke tahun, dan dari waktu ke waktu yang akan datang. Dimana masih ada manusia yan peduli akan belajar, dari situlah akan muncul penemuan-penemuan atau ilmu-ilmu baru.
Dari bayi, kita mulai belajar untuk meminta sesuatu kepada orang tua dengan menangis, umur 1 tahun kita mulai belajar untuk merangkak, terus kemudian berjalan, belajar berbicara, dan belajar untuk tersenyum ketika disapa oleh orang lain yang baru dikenal. Umur 2 tahun kita belajar untuk menyanyi menirukan ibu. Tambah umur lagi kita belajar memakai baju sendiri, pegang sendok sendiri untuk makan, bersepeda meskipun jatuh berulang kali sampai lutut lecet, belajar untuk membuat layang-layang, belajar untuk memainkan boneka, dan segudang pembelajaran lainnya yang tidak kita sadari.
Di sekolah dasar kita pun tambah semangat untuk belajar sambil bermain. Masuk ke jenjang berikutnya, di sekolah menengah pertama kita mulai bisa berpikir untuk belajar menjadi dewasa dengan mulai pakai sepatu sendiri, naik bus atau angkot ke sekolah sendiri, tambah teman dan mulai mengerti bahwa semua manusia itu tidak sama dan lain sebagainya . Di sekolah menengah atas kita tambah dewasa untuk bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang harus dilakukan dan yang ditinggalkan, dan mulai tertarik dengan lawan jenis. . Dan memahami cinta pada pandangan pertama yang membangkitkan semangat untuk membuka buku untuk belajar, belajar dan belajar lagi. 
Belajar bukan hanya kegiatan membuka buku 1 jam dan membolak baliknya, namun belajar harus selama kita hidup di dunia. Selama otak masih bekerja dan jantung masih berdetak, selama itu pulalah kita belajar. Bukan saja selembar ijazah tujuan yang kita inginkan dalam sekolah, namun prosesnya. Jika hanya selembar ijazah, diketik sendiri dalam komputer dan di print out pun bisa.
Setelah lulus sekolah pun, belajar tidak akan pernah berhenti begitu saja. Namun akan terus berlangsung sampai dewasa, dan sampai ajal menjemput. Semoga belajar dapat kita jadikan sebagai kebutuhan untuk menikmati indahnya dunia. Dunia yang dengan ramah dan ikhlasnya menyambut semua untuk memurnikan jiwa dalam meraih cita-cita.
Tanamkan Sikap Optimis Siswa Hadapi UN

Tanamkan Sikap Optimis Siswa Hadapi UN

April 2009 adalah bulan Ujian Nasional (UN) bagi siswa SMA/MA/SMK dan SMP/MTs. Ujian Nasional merupakan penentu kelulusan seorang siswa dari sekolahan setelah kurang lebih belajar selama 3 tahun. Alangkah gembira dan senang jika menghadapai suatu test atau ujian, karena dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur kemampuan seseorang sejauh mana dapat menguasai suatu materi pelajaran.

Para siswa akan terpacu untuk belajar lebih giat dan tekun agar memperoleh nilai yang baik dan tinggi. Bagi siswa yang pandai, ukuran standar minimal kelulusan yang ditetapkan pemerintah tidak menjadi beban pikiran. Siswa yang pandai akan lebih mementingkan untuk memperoleh nilai tinggi. Berbeda dengan siswa yang kurang pandai, mereka akan ketakutan dan pasrah dengan UN. Nilai UN yang tinggi bagi siswa SMA/MA/SMK akan memudahkan untuk masuk ke perguruan tinggi. Untuk siswa SMP/MTs akan lebih mudah untuk masuk di SMA favorit yang diinginkan.

UN akan menjadi pemacu semangat belajar tersendiri bagi siswa. Mengingat ditetapkannya nilai standar kelulusan siswa. Sisi positif yang bisa dipetik adalah siswa dituntut untuk lebih giat dan tekun belajar. Juga untuk membiasakan bekerja keras sejak dini, dan memiliki kebutuhan untuk berkompetisi yang positif dengan orang lain. Hal ini dapat menjadi prestasi dan berpengaruh positif bagi kehidupan siswa kelak.

Namun, jika ditelaah dari segi negatif, banyak hal yang dapat mempengaruhi siswa sebelum UN. Para siswa akan belajar sangat giat yang dilakukan sebulan/dua bulan sebelum UN. Waktu yang sangat singkat ini jelas membuat siswa lelah pikiran. Karena terlalu tervorsir untuk belajar. Kejenuhan akan dirasakan oleh beberapa siswa, sebab harus belajar, belajar, dan belajar lagi. Setiap hari seolah-olah dihabiskan untuk belajar saja.

Ditambah dengan jam tambahan/les dari sekolah. Belum lagi dengan mengikuti les/kursus/bimbingan belajar di luar sekolah. Jelas membuat sebagian siswa semakin bosan dan mungkin stress. Hal ini membutuhkan sikap pantang menyerah dan putus asa juga keteguhan hati dari para siswa.

Sikap mental yang optimis harus ditanamkan kepada para siswa sebelum melaksanakan UN. Tidak saja dengan latihan-latihan soal setiap harinya. Ketakutan seorang siswa harus diminimalisir, atau kalau bisa dihilangkan. Karena ketenangan seseorang akan memberi energi positif dalam melakukan sesuatu. Semakin tenang seseorang akan semakin mudah menjalani kehidupan. Tidak grusa-grusu. Dan semoga Ujian Nasional (UN) yang akan datang memberikan prestasi membanggakan kepada semua siswa yang mengikutinya dan jangan sampai membuat frustasi. Amien.

(Dipublikasikan di Surat Pembaca Suara Merdeka, 31 Maret 2009)
Penyakit Ijazah

Penyakit Ijazah

Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan yang diidam-idamkan oleh banyak anak muda di negeri ini. Karena tidak semua orang dapat melanjutkan ke jenjang ini setelah lulus dari SMA. Banyak warga beranggapan bahwa menjadi sarjana akan mudah merenda masa depan. Mencari pekerjaan pun akan mudah jika mempunyai gelar Strata satu/S – 1. Selain itu, gelar mahasiswa adalah suatu status yang dianggap mentereng oleh sebagian warga masyarakat. Mahasiswa diartikan sebagai manusia intelek yang merupakan generasi penerus bangsa untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan di negara ini.

Akan tetapi anggapan sebagian masyarakat itu salah. Tidak semua mahasiswa mendapatkan pekerjaan setelah lulus, sarjana bukan jaminan seseorang sukses menata masa depannya. Banyaknya sarjana yang ditetaskan oleh induk bernama universitas, institut, sekolah tinggi, atau akademi – akademi di negara ini tetapi tetap saja kebodohan dan kemiskinan melanda negara ini. Tahun berganti, sarjana penganggur bertambah lagi. Lalu, siapa yang salah? Negara kita kah? Atau perguruan tinggi yang mendewasakan para sarjana? Atau kita sendiri yang kurang siap dalam menghadapi kemajuan zaman?

Untuk menjawabnya kita harus terlebih dahulu memahami arti dari pendidikan yang sering di salah artikan. Pendidikan adalah proses seumur hidup, jadi bukan hidup untuk memperoleh pendidikan. Setelah lulus banyak mahasiswa yang kesulitan mengamalkan ilmunya untuk masyarakat. Malah banyak yang asal – asalan dalam kuliah dengan berpedoman ”yang penting dapat ijazah”. Apalah artinya sebuah gelar. Jika tidak serius dalam menekuni bidang yang digeluti. Ada pula yang merasa terpaksa dengan jurusan yang ditempuh. Hanya gelar saja yang diingikan tanpa ada tujuan untuk mengabdi kepada bangsa dan negara tercinta ini. Titel S besar dibelakang nama seolah – olah membuat bangga dan ada juga yang merendahkan orang yang tidak mempunyai gelar.

Kita harus ingat bahwa negara ini memiliki banyak sekali anak bangsa yang mengharumkan nama negara tanpa gelar apapun. Kita pernah punya Wakil Presiden Adam Malik yang tidak mempunyai gelar apapun, namun dapat menjadi orang nomer dua di negeri ini berkat ketekunannya dalam belajar. Dan masih banyak yang lainnya. Zaman sekarang ini ijazah bukanlah sesuatu yang istimewa. Kualitas individu, kerja keras dan keseriusan dalam mempelajari segala sesuatu yang akan membuat seseorang maju dan dapat hidup dengan sukses. Serta dapat berguna bagi orang lain. Semoga para sarjana kita tidak dibutakan oleh gelar, namun dapat memperbaiki nasib bangsa ini tanpa membedakan satu dengan yang lain.

Tentang Jepara









KABUPATEN JEPARA



Wisata Sejarah

Benteng VOC, benteng ini terletak 200 meter sebelah utara alun-allun Jepara, diatas perbukitan. Benteng ini dibangun pada th 1678 dan digunakan untuk melindungi kepentingan perdagangan pada waktu itu. Konon Kapten Tack, seorang perwira Belanda yang tewas melawan pasukan Untung Suropati di Kartosuro, dimakamkan di sini. Dari tempat ini dapat disaksikan Kota Jepara, panorama pantai dan pulau Panjang.

MUSEUM KARTINI
Museum ini berada dialun-alun kota Jepara. Musium ini banyak menyimpan benda-benda peninggalan RA.Kartini yang kita kenal selama ini sebagai pahlawan nasional karena dia merupakan tokoh emansipasi Indonesia yang berjuang mengangkat harkat dan martabat kaum wanita. Benda-benda peninggalan RA.Kartini yang ada dimusium ini adalah foto-foto RA.Kartini dan keluarganya, surat-surat, perabotan rumahtangga, peralatan dapur,dll. Musium ini merupakan wisata sejarah yang sangat cocok untuk dikunjungi para pelajar dan mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya agar mereka lebih mengetahui dan mengenal RA.Kartini.

Disamping itu terdapat pula barang-barang penemuan pada masa kerajaan Hindu dan Islam yang tertata rapi dalam ruang Jepara Kuno.

PENDOPO
Di tempat inilah RA Kartini mendapatkan ide guna memajukan wanita pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Di sanalah satu kamar gedung ini Kartini pernah dipingit sebelum menikah dengan Bupati Rembang. Ditempat ini Kartini juga mendidik pada murid dan pengrajin Jepara agar dapat meningkatkan penghasilannya dari ketrampilan dalam bidang ukir kayu. Salah satu peninggalan RA Kartini yang masih ada adalah Bunga Kantil, tempat dimana ia seing mempergumulkan ide-idenya.

MONUMEN ARI-ARI

Monumen ari-ari RA Kartin terletak di mayong, 25 km arah selatan Jepara menuju Kudus. Ditempat ini RA Kartini dilahirkan pada saat ayahnya menjabat sebagai Wedana di Mayong.


BENTENG PORTUGIS
Benteng yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Agung sekitar abad XVII ini terletak di desa Banyumanis, kecamatan Keling kurang lebih 45 km sebelah utara Kota Jepara.

Lokasinya berada di atas bukit batu ditepi laut dan berhadapan langsung dengan Pulau Mandalika memberikan nilai lebih karena pengunjung tidak hanya sekedar melihat benteng tetapi pengunjung juga dapat melihat dan menikmati keindahan laut dan pulau Mandalika. Di samping itu di sekitar benteng banyak ditumbuhi pohon-pohon yang rindang yang sudah berusia ratusan tahun sehingga menambah kesejukan alamnya.

Untuk menuju benteng ini telah di bangun jalan menuju puncak bukit, dengan penataan yang baik dan dilengkapi dengan gardu pandang dan jalan lingkar sehingga para wisatawan dapat menikmati keelokan dan keindahan alamnya selama perjalanan menuju benteng. Wisata ini mempunyai potensi dan peluang untuk dikembangkan menjadi wisata sejarah sekaligus wisata alam sehingga kesempatan untuk berinvestasi terbuka lebar dalam bidang transportasi laut sebagai penghubung lokasi benteng dengan pulau Mandalika, restaurant , resort dll.


MAKAM & MASJID MANTINGAN

Terletak di desa Mantingan dan kurang lebih 6 km arah selatan kota Jepara. Di Desa Mantingan ini merupakan tempat di semayamkannya Sunan Mantingan atau yang dikenal dengan Sunan Hadlirin beserta istrinya yaitu Ratu Kalinyamat yang merupakan tokoh legendaries Jepara.

Di desa ini juga terdapat masjid Mantingan yang letaknya bersebelahan dengan Makam Ratu Kalinyamat. Masjid ini merupakan masjid tertua yang kedua yang ada di Pulau Jawa setelah Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1559 M. Masjid ini selain sebagai tempat beribadah juga memiliki keindahan arsitekturnya karena di dalam masjid ini terdapat ornamen-ornamen ukiran jepara kuno dengan motif bunga, tumbuh-tumbuhan dan pintu gerbangnya berbentuk candi bentar yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan ukir Jepara.

Obyek wisata ini mengandung nilai sejarah karena kedua tokoh yaitu Sunan Mantingan dan Ratu Kalinyamat tersebut berkaitan erat dengan awal mula berdirinya kota Jepara. Disini pengunjung selain dapat berziarah juga sekaligus dapat berwisata untuk menikmati keindahan arsitekturnya dan alam sekitarnya.



Wisata Alam

SRENI INDAH, terletak di lereng Gunung Muria di wilayah Kecamatan Nalumsari, 35 Km dari Jepara. kawasan seluas 110 Ha yang dikelola Perhutani dan Jepara. ini dipenuhi dengan tanaman pinus sehingga sangat nyaman karena berhawa sejuk.
PANTAI KARTINI
Pantai Kartini terletak di sebelah barat Jepara yang merupakan tempat rekreasi yang telah begitu dikenal oleh wisatawan dengan nama Taman Rekreasi Pantai Kartini. Penataan kawasan in terus dilakukan dengan pembuatan gardu-gardu pandang dan tempat parkir yang cukup luas. Disamping itu telah dilengkapi pula dengan kios-kios souvenir dan perahu-perahu pesiar. Para pengunjung juga dapat mengunjungi pulau Panjang dan bercengkerama di pantai yang berpasir putih ini.



TIRTO SAMUDRO
Masih juga merupakan wisata pantai jepara yang menawarkan keindahan hamparan pasir putihnya. pantai ini terletak di Desa bandengan, 8 km sebelah utara kota Jepara. Pantai ini pada zaman RA Kartini dijadikan tempat bercengkrama, dan karena keindahannya dinamakan kartini "Klein Scheveningen". Kondisi alam, pasir putih dan air laut yang jernih sangat cocok untuk menyenangi olah raga diving.

Alunan ombaknya yang pelan yang menghantam tepian pantai serta pasirnya yang berwarna putih dengan kondisi air lautnya yang masih jernih sangat cocok untuk berjemur dan berenang. Kawasan yang masih alami dan cukup luas ini dan kawasan ini sebagian besar ditumbuhi rerimbunan pohon-pohon yang rindang dan pohon pandan sehingga tempat ini cocok untuk kegiatan remaja seperti kamping, volley pantai, sepeda santai dan kegiatan serupa lainnya.

Tempat ini mudah dijangkau dengan mengggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dan kondisi jalan yang sudah beraspal. Peluang investasi yang menjanjikan bagi investor adalah dalam bidang perhotelan, pengembangan obyek wisata dengan penyediaan fasilitas yang mendukung, dll.



TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Kawasan ini terletak di laut Jawa +/- 83 km dari Kota Jepara menuju arah utara. Obyek ini merupakan kepulauan yang ditetapkan sebagai Taman Nasional laut Karimunjawa. luas daratan 7.120 Ha dengan pulau berjumlah 27 buah, namun yang berpenghuni hanya 5 buah. yaitu Karimunjawa, Kemujan, Parang, Nyamuk dan Genting. dengan hamparan pemandangan di sela-sela pulau, pasir putih yang membentang di sepanjang pantai dengan pohon kelapa. Terdapat 242 jenis ikan hias, serta 133 genera fauna akuatik. Dengan kapal motor, karimun jawa dapat ditempuh dalam waktu sekitar 5 jam dari dermaga Jepara. Di kawasan Taman Nasional laut ini juga telah dibangun "Kura-Kura Resort" yang merupakan kawasan peristirahatan dengan fasilitas lux, yang merupakan milik investor asing.

Secara garis besar fauna yang ada di Kepulauan Karimunjawa terdiri dari 2 (dua ) kelompok, yaitu :
1. Daratan : Rusa, Trenggiling, Landak, Ular, Bangau Tong tong, Bangau Abu-abu, Elang laut dan Wedi-wedi. Burung elang laut merupakan satwa langka yang dapat dijumpai di kepulauan ini.
2. Perairan : Terumbu karang, spons, karang lunak, akar bahar, kerang merah, penyu dan ikan hias.
Pantai-pantai di Karimunjawa sebagian besar berpasir putih, oleh karena itu cocok untuk kegiatan berjemur, menyelam dan memancing.

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Karimunjawa :
1. Olah raga selam : di Tanjung Gelam ( di Karimunjawa ), Pulau Menjangan Kecil dan Pulau Cemara Kecil.
2. Mandi di Pantai dan Berjemur, cocok dilakukan di Pulau Menjangan Besar yang berpasir putih dan Pulau Cemara Kecil.
Wisata Budaya

PESTA LOMBAN
Pesta ini merupakan acara sesajian ritual yang dilakukan oleh para nelayan Jepara. Pesta lomban dimulai dengan upacara persiapan di pinggir pantai dan kemudian sesaji yang berupa kepala kerbau di lepas di tengah laut. Setelah sesaji dilepas, beberapa perahu nelayan berebut mendapatkan air dari sesaji itu yang kemudian disiramkan ke kapal mereka dengan keyakinan kapal tersebut akan mendapatkan banyak berkah dalam mencari ikan. Ketika berebut sesaji ini juga dimeriahkan dengan tradisi perang ketupat dimana antar perahu yang berebut saling melempar dengan menggunakan ketupat. malam hari sebelum acara ini berlangsung, biasanya diadakan pegelaran wayang kulit semalam suntuk.

OBOR-OBORAN
Perang obor merupakan tradisi yang dilakukan pada puncak panen di desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan yang letaknya + 3 km arah selatan kota Jepara. Perang obor ini merupakan atraksi perang menggunakan pelepah daun kelapa yang dibakar dan dihantamkan kepada peserta lainnya. Perang obor ini merupakan atraksi budaya yang sudah yang sudah turun temurun yang harus dilestarkan karena selain merupakan tradisi budaya daerah sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha esa atas limpahan anugrah panen kepada masyarakat setempat juga sangat menarik untuk dinikmati oleh wisatawan, sehingga hal ini berpotensi untuk dikembangkan dan dikemas menjadi wisata budaya yang sangat menarik.

Merupakan upacara selamatan yang dilakukan oleh warga Desa Tegalsambi. Upacara selamatan atas keberhasilan panen dari warga desa ini sangat berbeda dengan daerah lain. upacara dilakukan pada malam hari dengan acara puncak 'Perang Obor'. Para peserta perang obor dengan menggunakan obor masing-masing, saling menyerang peserta yang lain. Dengan dibekali kepercayaan dari sesepuh desa maka seluruh peserta dapat menyelesaikan perang obor tersebut dengan selamat, tanpa menderita luka bakar sedikitpun.

JEMBUL TULAKAN
Suatu kegiatan sedekah bumi dari Desa Tulakan yang menampilkan sesajian yang berbentuk gunungan sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rejeki dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga mereka berhasil mendapatkan panen pertanian dengan cukup melimpah. dengan sajian tersebut juga diharapkan pada masa mendatang dapat berhasil mendapatkan panen yang bagus. Kegiatan ini begitu ramai sehingga tidak saja diikuti oleh warga Desa setempat, namun juga dari berbagai warga Desa lain.

CATATAN : Tulisan ini bukan tulisan asli saya, saya hanya copy paste saja dari sumber yang saya lupa mencantumkan alamatnya. karena postingan ini saat awal-awal mengenal dunia blog. Mohon maaf kepada penulis aslinya, karena saya benar-benar lupa dari mana mengcopynya. 
Perlunya Kecerdasan Emosi

Perlunya Kecerdasan Emosi

Membaca buku-buku tentang kecerdasan emosi / emotional quotient (EQ) setidaknya dapat membuat hidup kita menjadi lebih tenang. Di dalamnya terkandung suatu maksud bahwa manusia hidup tidak hanya mengandalkan kecerdasan intelegensi (IQ) saja. Masalah-masalah kehidupan yang semakin pelik tidak bisa ditangani dengan otot atau otak saja. Ketegangan, kecemasan dan juga pertikaian antara diri sendiri dan orang lain harus bisa diselesaikan dengan memanajemen/mengatur emosi kita.
Sebagai contoh, seseorang yang pada waktu sekolah atau kuliah selalu memperoleh nilai yang tinggi dan berprestasi belum tentu setelah lulus langsung mendapat pekerjaan. Dibanding dengan temannya yang mungkin nilai waktu sekolah pas-pasan tapi setelah lulus langsung dapat pekerjaan yang layak. Hal ini berkaitan dengan emosi diri. Mungkin seorang yang pandai dalam pelajaran sekolah atau kuliah belum tentu pandai untuk mencari pekerjaan. Selain keberuntungan, faktor-faktor lain juga berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang.
Dalam hal ini, kemandirian, sikap tidak mudah putus asa, sikap aktif dan fleksibel berperan besar. Emosi yang positif dapat kita asah secara kontinu. Memiliki cita-cita yang tinggi adalah dambaan semua orang, akan tetapi jangan terlalu optimis. Karena hal tersebut akan menjadi bumerang jika keinginan tidak tercapai. Untuk itu diperlukan kedewasaan dan kebijaksanaan dalam berpikir.
Berikut, merupakan ciri-ciri orang yang tidak mampu mengontrol emosi, sedikit-sedikit mengeluh jika keinginan tidak kesampaian, sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, mudah terpengaruh dan cepat stress, sering mendahulukan pikiran negatif dalam menyikapi sesuatu persoalan, mengambil jalan pintas dalam memperoleh sesuatu/menyukai hal-hal yang berbau instan.
Ketika banyak orang menganggap bahwa melampiaskan emosi merupakan cara yang ampuh untuk meredakan emosi-emosi negatif yang kuat, hal itu akan membuat kita dan orang lain semakin marah. Dan malah membuat masalah yang baru.
Derasnya arus globalisasi yang ditandai dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta merta membuat masyarakat kita harus berpikir untuk dapat memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk. Lapangan pekerjaan yang kecil akan berdampak kepada persaingan antar seseorang untuk memperoleh pekerjaan. Diperlukan pikiran yang dewasa serta pengendalian emosi agar kita tidak terjebak ke dalam hal-hal yang buruk atau kriminal.
Emosi negatif pasti akan datang kepada semua orang. Kita tidak dapat menghindarinya. Akan lebih baik jika kita mampu mengatasi, dan berpikir untuk meredakannya. Tidak mudah memang, tapi jika kita terus berlatih serta berusaha untuk membiasakan diri berpikir positif dari hal-hal yang lebih kecil dulu. Serta selalu menyikapi persoalan dengan bijak dan dari kedua sisi (positif dan negatif).
Jika kita beragama, pikiran mungkin akan lebih santai dan tenang. Karena Allah sudah menjamin rejeki semua umatnya. Jadi tidak perlu grusa-grusu dalam meraih cita-cita. Apalagi sampai adu jotos. Emosi yang positif harus terus kita jaga agar hidup menjadi tenang, tenteram, dan lebih bahagia. Karena hidup yang berkualitas adalah hidup yang damai.
Susahnya mengajak orang gemar membaca

Susahnya mengajak orang gemar membaca

Membaca dapat menambah ilmu, pengetahuan, wawasan. Selain itu, dapat juga memperoleh suatu inspirasi baru. Tetapi masyarakat kita sangat susah diajak membaca. Hal ini sudah saya buktikan dari lingkup yang lebih kecil dahulu. Yaitu teman – teman satu kampus dulu sewaktu masih kuliah di Semarang. Keinginan untuk mengajak orang gemar membaca, pertama – tama saya lakukan dengan cara meletakkan buku – buku bacaan di kamar kos saya. Niat saya agar dibaca oleh teman - teman. Akan tetapi, jangankan membaca, memegang pun tidak mau dan kebanyakan dari teman saya hanya melihat sekilas. Lalu saya mencoba untuk menyuruh teman – teman agar membaca satu halaman saja dari buku – buku yang saya miliki. Mereka kebanyakan berkata malas, dan membaca membuat mata lelah dan seribu alasan lainnya.

Yang kedua saya mencoba membeli buku-buku yang agak ringan dengan disertai ilustrasi gambar di dalamnya. Agar supaya teman-teman mau membaca isinya, lagi – lagi mereka hanya melihat gambarnya saja.

Tidak ingin patah semangat hal yang ketiga saya lakukan adalah dengan mengajak teman – teman saya satu persatu ke perpustakaan wilayah kota Semarang. Dengan impian agar mereka dapat memilih buku-buku yang mereka sukai. Kebanyakan dari teman saya, baru 15 menit masuk sudah ingin keluar lagi. Dan kira – kira hanya 1 dari 10 teman yang saya ajak ke perpustakaan sampai sekarang masih aktif pergi sendiri.

Hal lain yang saya lakukan untuk membuat teman-teman suka membaca adalah dengan menyisihkan uang mingguan untuk biaya kuliah untuk dibelikan koran seminggu dua kali. Nah, hal terakhir inilah yang setidaknya membuat teman saya mau membaca. Meskipun hanya berita olah raga khususnya sepak bola. Namun setidaknya teman-teman saya mau membaca.

Dari hal yang saya perjuangkan selama kuliah di Semarang agar teman saya suka membaca diatas, saya menarik kesimpulan bahwa mengajak orang untuk cinta membaca sangat susah jika sudah dewasa. Jika dari kecil jarang aktif untuk membaca maka setelah dewasa pun malas untuk itu. Karena umumnya masyarakat kita terbiasa dengan budaya lisan yang sudah turun temurun dari dulu. Padahal di negara-negara maju, membaca merupakan kebutuhan agar pikiran kita selalu maju dan tidak mandeg ( statis ).

Membaca memang harus kita biasakan dari kecil, karena setelah dewasa akan banyak sekali hal-hal yang membuat seseorang sibuk dalam menjalani kehidupan. Mungkin karena pekerjaan, atau sibuk dalam berumah tangga. Karena, kalau kita sudah terbiasa membaca dan mencintainya sebagi hobi yang bemanfaat pasti akan selalu ada waktu untuk melaksanakannya. Dengan membaca, seseorang akan selalu merasa rendah hati dan selalu berpikir maju dalam setiap langkah kehidupan. Dan hal itu akan menjauhkan kita dari kesombongan, bahwa meskipun kita pandai atau kaya, masih ada orang lain yang lebih dan yang kekurangan dari kita.